Gunung Ciremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3.078 mdpl. Selain keindahannya, gunung ini memiliki legenda dan sejarah panjang yang melekat dalam budaya masyarakat setempat. Gunung ini terletak di perbatasan Kabupaten Kuningan dan Majalengka, serta masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Legenda Gunung Ciremai
Menurut cerita, Walisongo mendaki Gunung Ciremai dipandu oleh kakek Sunan Gunung Jati. Dalam perjalanan, sang kakek kelelahan dan memilih beristirahat di sebuah batu besar yang kini dikenal sebagai Batu Lingga. Walisongo melanjutkan perjalanan hingga mencapai Puncak 1, tetapi menghadapi kesulitan karena kehabisan bekal. Mereka hanya memiliki nasi putih dan garam sebagai makanan, sehingga tempat itu kemudian dikenal sebagai Puncak Pengasinan.
Saat Walisongo berdoa meminta petunjuk, atas izin Allah, puncak tempat mereka berdiri amblas hingga sejajar dengan tempat istirahat sang kakek. Hal ini diyakini sebagai asal mula terbentuknya kawah Gunung Ciremai yang dalam dan menyeramkan jika dibandingkan dengan kawah gunung lainnya.
Gunung Ciremai Sebagai Gunung Berapi
Letusan berikutnya terjadi pada 11-12 Agustus 1772, 1775, dan April 1805, tetapi tanpa dampak besar. Pada tahun 1917, terjadi semburan uap belerang di dinding selatan kawah, sedangkan pada 1924, fumarola kuat muncul di bagian barat kawah. Letusan besar terakhir tercatat antara 24 Juni 1937 hingga 7 Januari 1938, dengan abu vulkanik yang menyebar hingga 52.500 kilometer persegi, meski tanpa korban jiwa.
Meskipun tidak sering meletus, Ciremai tetap diawasi secara ketat oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG). Terdapat tiga kawasan rawan bencana (KRB) yang telah ditetapkan:
KRB I (Daerah Bahaya): Radius 5 km dari kawah, berisiko terkena lahar panas dan awan panas.
KRB II (Daerah Waspada): Radius 8 km dari kawah, berisiko terkena lontaran material vulkanik.
KRB III (Daerah Siaga): Area lebih luas yang berpotensi terkena dampak letusan besar.
Kawasan Konservasi
Hipotermia di Ciremai: Antara Sok Kuat dan Nyaris Jadi Mumi
Pelajaran penting? Jangan pernah memaksakan diri saat mendaki. Dengarkan tubuh, bawa perlengkapan yang memadai, dan selalu utamakan keselamatan. Hipotermia bisa datang tiba-tiba dan sangat berbahaya!
Pesan dari Mbah Saman
Gunung Ciremai bukan hanya tempat petualangan, tetapi juga bagian dari sejarah dan budaya masyarakat sekitar. Menghormati gunung berarti juga menjaga keseimbangan alam dan melestarikan ekosistemnya untuk generasi mendatang.